Sering penasaran nggak kenapa kamu dan orang lain bisa punya selera musik yang berbeda? Nggak jarang ‘kan, kamu harus besar hati waktu denger keroncong (atau malah dangdut koplo) di kondangan? Atau, kamu udah semangat ’45 ngenalin musikus kesukaanmu ke pacar, tapi cuman dapet tanggapan “Oh, hmmm…iya bagus, bagus kok.” Dongkol banget rasanya. Tapi sebelum ngambek, lebih baik baca artikel ini dulu ya


Apa sih yang bikin selera musik kita beda-beda?

 Menurut Daniel Levitin, penulis buku This is Your Brain on Music yang meneliti hubungan antara musik dan kerja otak, ada beberapa hal yang membuat kita berbeda-beda dalam soal genre musik favorit. Misalnya saja…


1. Selera Musikmu Mulai Terbentuk Sejak Masih Di Dalam Rahim

Saat menginjak umur 24 minggu di dalam kandungan, kita telah mulai mengenali musik. Ini karena pada usia 24 bulan, sistem auditori kita telah berkembang.

Di umur ini pula, kita mulai bisa mendengar musik yang dinyanyikan ataupun diperdengarkan oleh ibu kita melalui cairan ketuban

2. Selera Ini Terus Berkembang Hingga Umur 8 Tahun


Setelah lahir, kita terus mengembangkan selera musik kita secara sadar ataupun tidak sadar. Tapi karena kita masih kecil, kita mendengar berbagai macam jenis musik yang mampir ke kuping kita. Entah itu dangdut yang disetel tetangga, lagu country yang setiap pagi udah nangkring di playlist si Papi, lagu Melayu mendayu-dayu koleksi Mami, hingga lagu indie kebanggaan si Abang.

Hingga umur kita menginjak 8 tahun, kita memang tidak selektif dan tidak ada filter sama sekali tentang jenis musik apa yang akan kita dengarkan. Bersamaan dengan otak kita yang mulai membangun sistem jaringan, kita juga mulai menyerap irama serta intonasi dari setiap musik yang kita dengarkan. Di masa inilah bibit selera musikmu mulai muncul.

3. Saat Umurmu 10 Tahun, Kamu Mulai Memilih 



Nah jika sebelumnya kamu telah mendengar musik tanpa filter, maka saat kamu menginjak umur 10 tahun selera musikmu baru mulai terumuskan. Seiring berjalannya waktu otakmu mulai menjadi filter dengan menghilangkan sistem syaraf yang tidak berguna, termasuk juga jadi filter buat musik-musikmu.

Kita mulai jadi pemilih musik-musik mana yang masuk di telinga kita dan mana yang tidak masuk di kuping kita. Maka dari itu jika ada satu jenis musik yang stuck di kepalamu, maka jenis musik itulah yang akan melekat kuat di dalam pikiranmu dan menjadi pembentuk selera musikmu kemudian.

Hayoo, apa aja lagu yang stuck di kepalamu waktu kamu masih bocah?

4. Di Umur 12, Selera Musikmu Sesuai Dengan Lingkunganmu

Setelah bebas menyaring sendiri musik yang ingin kamu dengarkan di umur 10 tahun, saat umurmu 12 tahun selera musikmu justru ditentukan oleh teman sebaya dan lingkunganmu. Kamu mulai menyadari kalau musik itu bisa jadi bahan obrolan sekaligus prasyarat agar kita dapat diterima oleh kelompok bermain kita.

Makanya itu, nggak heran kalau di tahapan ini kamu mulai rajin mantengin musik pop yang sering muncul di radio, TV, maupun tangga-tangga lagu populer.

5. Ini Terus Berkembang Hingga Umur 14 Tahun


Masa-masa remaja penuh dengan rasa ingin tahu, dan keingintahuan ini menular juga ke selera musikmu. Apalagi jika kamu punya banyak teman dengan selera musik yang macam-macam! Ada yang rock, pop, keroncong, klasik, hip hop ataupun jazz yang ikut membuat selera musik kita ikut berkembang. Daftar musik kita yang sebelumnya hanya berisi lagu-lagu pop, akhirnya bervariasi dengan tambahan lagu rock, klasik atau jazz.

Dan karena kamu udah mulai tahu sedikit banyak tentang jenis-jenis musik, di usia 14 tahun ini kamu mulai bisa menyukai dan membenci salah satu genre musik. Contohnya nih, kamu bisa dan betah-betah saja ndengerin lagu pop seharian, tapi langsung pengen matiin radio begitu kakekmu mulai nyetel lagu-lagu keroncong.


6. Dan Menginjak Umur 18, Selera Musikmu Udah Mulai Terlihat Jelas 



Suka nggak suka, saat menginjak umur 18 kamu akan merasakan sedikit perbedaan pada dirimu sendiri. Termasuk soal musik. Kita tak akan lagi menjadi terbuka dulu.

Kita menjadi malas mencari tahu band-band baru atau warna-warni musik lain karena sudah nyaman dengan daftar lagu yang kita susun sendiri. Otakmu telah penuh dengan informasi dan pengalaman yang kamu rasakan sebelumnya, sehingga kamu merasa lebih sulit untuk menerima sesuatu hal yang baru.

7. Jika Kamu Penggemar Musik Pop, Jangan Heran Kalau Kamu Sulit Menyukai Jenis Musik Yang Lain



Sebelum kamu mencak-mencak protes, dengerin dulu deh alasannya apa:

Menurut para ahli, musik pop itu merupakan jenis musik yang memiliki pola yang tetap, baik dalam melodi dan suara. Yang membuat suatu lagu pop berbeda adalah perubahan pada pitch suara dan loudness musik itu sendiri.

Karena di dalam kepalamu udah terpatri pola yang sama terus menerus, kamu jadi agak susah buat menikmati lagu-lagu jazz atau komposisi musik klasik, yang memiliki warna dan pola yang lebih kompleks.

8. Menariknya, Kepribadianmu Dan Orang Di Sekitarmu Bisa Diintip Lewat Selera Musik Mereka!



Nah setelah tahu alasan-alasan kenapa orang bisa menyukai jenis musik yang berbeda, sekarang saatnya kamu melihat kepribadianmu lewat musik-musik yang duduk manis di jajaran daftar lagu harianmu.

Profesor Adrian North dari Heriot-Watt University, Edinburgh, Skotlandia melakukan survey kepada 36 ribu  orang dari 60 negara berbeda tentang pribadi dan selera musik. Kesimpulan yang dia tarik, ternyata musik kesayanganmu itu bisa mencerminkan siapa dirimu yang sebenarnya. Berikut ini daftar jenis musik dan karakter penggemarnya menurut Profesor North:


  • Blues: self-esteem tinggi, kreatif, outgoing, lembut dan santai.
  • Jazz: self-esteem tinggi, kreatif, outgoing, dan santai.
  • Klasik: self-esteem tinggi, kreatif, agak introvert tapi santai.
  • Rap: self-esteem tinggi dan outgoing.
  • Opera: self-esteem tinggi, kreatif dan lembut.
  • Country: tipe pekerja keras namun tetap outgoing.
  • Reggae: self-esteem tinggi, kreatif, outgoing, lembut, nyantai tapi bukan tipe pekerja keras.
  • Dance: kreatif, outgoing, tapi tidak termasuk orang-orang yang lembut.
  • Bollywood: kreatif dan outgoing.
  • Indie: kreatif dan santai, bukan pekerja keras, punya self-esteem yang rendah.
  • Rock atau Heavy Metal: kreatif, lembut, nyantai, bukan pekerja keras dan punya self-esteem yang rendah.
  • Pop: self-esteem tinggi, pekerja keras, outgoing, lembut, tapi tidak kreatif dan tidak nyantai.
  • Soul : self-esteem tinggi, kreatif, outgoing, lembut dan nyantai.

Gimana, akurat nggak deskripsi di atas?

Sekarang udah tahu kan penyebab, kenapa kamu dan orang di sekitarmu punya selera musik yang berbeda-beda. Makanya, kalau ada orang yang kurang bisa nyetel sama selera musikmu, dimaklumin aja ya! Atau, setel aja lagu-lagu yang sama tiap hari, siapa tahu orang-orang di sekitarmu lama-lama suka. Hehe…